Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Seda melalui media Audio-Visual berbasis powerpoint. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Subjek penelitian ini siswa kelas III SD Negeri Seda tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 29 siswa, yang terdiri dari 16 siswa laki- laki dan 13 siswa perempuan. Desain penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa kegiatan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah tes, observasi, dan dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan lembar tes prestasi belajar, lembar observasi, dan kamera. Teknik analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Indikator penelitian ini adalah minimal 75% dari seluruh siswa yang mengikuti pembelajaran telah mencapai taraf kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu nilai ≥ 70. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media Audio-visual berbasis powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar Tema 6 Subtema 1 Pembelajaran 1 pada muatan IPA dengan materi Sumber Energi siswa kelas III SD Negeri Seda. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan dan sesudah dilakukan tindakan. Nilai rata-rata kelas sebelum dikenai tindakan yaitu 62,25, pada siklus I meningkat menjadi 71,29 dan pada siklus II menjadi 79,96. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada pra tindakan sebanyak 10 siswa atau sebesar 34,5%, pada siklus I meningkat menjadi 16 siswa atau sebesar 55,17%, dan pada siklus II menjadi 25 siswa atau sebesar 86,21%.
Kata Kunci: Hasil belajar IPA, Audio-Visual Berbasisi Powerpoint
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dalam
proses pembelajaran IPA kurang adanya penggunaan pendekatan, media dan metode
yang tepat, sehingga cenderung guru yang aktif dan siswa pasif (Teacher Center).
Guru sering kali menyampaikan materi pengetahuan alam apa adanya
(konvensional). Siswa menganggap pembelajaran IPA sangat sulit, membosankan dan
kurang menarik. Anggapan itulah yang pada akhirnya menjadikan siswa memahami
materi hanya berupa konsep yang abstrak dan kurang menguasai ketrampilan proses
dalam pembelajaran, yang akhirnya menjadi penyebab pada rendahnya minat belajar
dan hasil belajar siswa khusunya materi Sunber Energi dalam mata pelajaran
pengetahuan alam. Oleh karena itu peneliti mencoba menemukan jalan keluar untuk
menyelesaikan problematika yang ada dalam proses belajar mengajar menggunakan
suatu media pembelajaran dengan menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan
menyenangkan sehingga mampu mencapai tujuan dari pembelajaran dengan perolehan
nyata hasil belajar siswa yang sesuai dengan standar KKM: 70 yang telah
ditentukan.
B.
Identifikasi Masalah
1.
Pembelajaran IPA pada kelas III
masih menggunkan metoda konvensional.
2.
Kurangnya kreasi di dalam kegiatan
pembelajaran.
3.
Belum terlibatnya siswa di saat
proses pembelajaran secara aktif.
4.
Nilai Hasil belajar IPA di SD
Negeri Seda belum memuaskan.
5.
Media Audio-visual berbasis Powerpoint
belum pernah diterapkan.
C.
Rumusan Masalah
Berpijak
pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka rumusan masalah
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana perencanaan media Audio-Visual berbasis Powerpoint dapat meningkatkan hasil
belajar materi Sumber Energi pada siswa kelas
III SD Negeri Seda?
2.
Bagaimana penerapan media Audio-Visual berbasis Powerpoint dapat meningkatkan hasil
belajar materi Sumber Energi pada siswa kelas
III SD Negeri Seda?
3.
Bagaimana media Audio-Visual berbasis Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar materi Sumber Energi
pada siswa kelas III SD Negeri Seda?
D.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui penerapan media Audio-Visual berbasis Powerpoint dapat meningkatkan hasil
belajar Sumber Energi pada siswa
kelas III SD Negeri Seda.
E.
Manfaat Penelitian
1. Praktis
a. Bagi peserta didik, diharapkan agar
peserta didik merasakan bahwa pembelajaran IPA terasa lebih mudah, menarik dan
menyenangkan serta pemahaman dan hasil belajar menjadi meningkat.
b. Bagi guru, diharapkan dapat
meningkatkan ketrampilan guru dalam mengajar serta menambah wawasan bagi guru
agar lebih teliti dalam memilih metode dan model pembelajaran.
c. Bagi lembaga sekolah, diharapkan
dapat menjadi sumbangan keilmuan dan meningkatkan mutu sekolah melalui
peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
2. Teoritis
a. Untuk pengembangan kurikulum
ditingkat sekolah.
b. Untuk pelaksanaan inovasi
pembelajaran.
c. Untuk meningkatkan profesionalisme
guru melalui proses latihan sistematis secara berkelanjutan.
KAJIAN
TEORI
A. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
1.
Definisi Belajar
Beberapa
ahli dalam pendidikan memberikan definisi belajar sebagai berikut. Belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan satu lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Slameto, 2003:2).
Morgan (Purwanto, 2002: 84) mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang
relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
Hasil
belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi
tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk melihat hasil belajar dilakukan suatu penilaian terhadap siswa yang
bertujuan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai suatu materi atau
belum. Hasil belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif),
nilai ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester
(sumatif). Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar
siswa adalah hasil ulangan harian yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran
Pengetahuan Alam. Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam suatu bahasan atau kompetensi tertentu.
B. Tinjauan Energi dan Sumber Energi
1. Pengertian Energi
Nursuhud
(2006: 01) Energi adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan
tetapi dapat dirasakan adanya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja (energy is the capacity for
doing work).
2. Pengertian Sumber Energi
Sedangkan
sumber energi adalah semua benda yang menghasilkan energi. Contohnya: air dan
udara.
Berdasarkan sumbernya, energi dapat
dibedakan menjadi energi yang berasal dari bumi (terrestrial) dan yang
berasal dari luar bumi (extraterrestrial). Sumber energi juga dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifatnya. Sumber energi dari bumi dikategorikan
menjadi jenis renewable atau nondepleted energy dan non-rennewable
atau deplated energy. Sumber energi yang renewable atau
dapat didaur ulang, seperti energi kayu, biomassa, biogas. Sumber energi dari
luar bumi, misalnya energi surya dan resources. Sedangkan energi seperti
minyak bumi, batubara dan gas alam adalah sumber energi yang bersifat tidak
dapat diperbaharui atau dapat habis.
C. Tinjauan tentang Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Azhar Arsyad (2003: 3) menjelaskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah” “perantara” atau “pengantar”. Dalam bahasa arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar (Aqib, 2002: 58). Media dapat diartikan juga sebagai alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002: 137).
2. Manfaat dan Fungsi Peranan Media Pembelajaran
Sadiman, dkk (2009: 17) menyatakan
bahwa secara umum media mempunyai kegunaan-kegunaan sebagi berikut.
a.
Memperjelas penyajian
pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
b.
Mengatasi keterbatasan
ruang, waktu dan daya indera.
c.
Penggunaan media secara
tepat dan bervariasai dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
d.
Dengan sifat yang unik
pada setiap siswa ditambah dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda serta
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk tiap siswa, maka guru
banyak mengalami kesulitan apabila semua itu harus diatasi sendiri. Hal itu
akan lebih sulit lagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga
berbeda. Masalah tersebut dapat diatasi dengan media, yaitu dengan kemampuannya dalam:
1)
Memberikan perangsang
yang sama.
2)
Mempersamakan pengalaman.
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran
banyak ragam dan jenisnya. Mulai dari yang sifatnya sederhana sampai yang
modern, dari yang murah harganya sampai yang mahal. Setiap media tersebut
memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Sudjana dan Rivai (2002: 3)
mengelompokkan media pembelajaran menjadi empat jenis, yaitu (1) media dua
dimensi (grafis) seperti gambar, foto, grafis, bagan atau diagram, poster,
kartun, dan komik, (1) media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti
model padat (solid model), model
penampang, model susun, model kerja, diorama, dan model bangun ruang, (3) media
proyeksi seperti slide, film strip, film dan OHP (over head projector), dan (4) lingkungan sebagai media
pembelajaran, contohnya lingkungan sekolah dan
sebagainya.
D.
Tinjauan tentang Media Audio-Visual
berbasis Powerpoint
1.
Pengertian Audio-Visual
Media Audio-visual adalah media yang
memiliki unsur suara dan juga unsur gambar. Jenis media ini memiliki keahlian
yang lebih baik, sebab meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan juga
visual (melihat). Media Audiovisual adalah suatu alat bantu audiovisual yang
berarti bahan atau alat yang dipakai dalam situasi belajar untuk membantu
tulisan dan juga kata yang diucapkan dalam memberi pengetahuan, sikap, dan ide.
2.
Jenis-jenis Audio Visual
Adapun jenis-jenis media audio visual ialah
sebagai berikut :
a.
Audio-Visual
Murni
1. Film Bersuara ada
berbagai macam jenis, ada yang dipakai untuk hiburan, contohnya seperti film
komersial yang diputar di bioskop-bioskop. Tetapi, film bersuara yang dimaksud
dalam pembahasan ini adalah film sebagai alat pembelajaran.
2. Video merupakan suatu media audio-visual yang
menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan
yang disampaikan dapat bersifat fakta maupun fiktif, dapat bersifat
informative, edukatif atau bisa juga instruksional.
3. Televisi merupakan media yang menyajikan
pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak
didalamnya.
b.
Audio-Visual
tidak murni
Audio Visual tidak murni adalah media yang unsur suara dan
juga gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Audio-visual tidak murni ini
biasa disebut juga dengan audio-visual diam plus suara merupakan media yang
menampilkan suara serta gambar diam, contoh seperti Sound slide (Film bingkai
suara).
3.
Pengertian Media Audio-visual
berbasis Powerpoint
Powerpoint
adalah sebuah software
yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan salah
satu progarm berbasis multimedia. Seperti yang dikemukakan oleh Riyana (2008:
102) sebagai berikut.
Program Microsoft office Powerpoint adalah salah satu software yang dirancang khusus untuk mampu menampilkan program
multimedia dengan menarik, mudah dalam pembuatan mudah dalam penggunaan dan
relatif murah karena tidak membutuhkan bahan baku selain alat untuk menyimpan
data (data storage).
Risky (2002: 8) menyatakan bahwa Powerpoint merupakan program aplikasi
yang berfungsi untuk membuat presentasi dalam bentuk slide-slide. Sedangkan menurut Sriyanto (2009) Powerpoint merupakan program microsoft
office yang dirancang khusus untuk menyampaikan presentasi, baik yang
diselenggarakan oleh perusahaan, pemerintah, pendidikan, maupun perorangan
dengan berbagai fitur menu yang menjadikannya sebagai media komunikasi yang
menarik. Powerpoint ini menarik
digunakan karena kemampuannya dalam mengolah teks, warna, gambar, dan grafik
serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas penggunanya.
METODOLOGI
PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan di SD
Negeri Seda adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan Kelas merupakan
salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang
dilakukan untuk memperbaiki atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas
(Kasihani Kasbolah, 1999:13).
Suroso (2009: 30) berpendapat bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
atau meningkatkan praktik- praktik pembelajaran di kelas secara lebih
profesional.
B. Seting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Seda Kecamatan Mandirancan
Kabupaten Kuningan, Jawa Barat 45558. Adapun pemilihan tempat penelitian ini
karena penulis bertugas di SD Negeri Seda, Mandirancan dan masalah ini belum
pernah diteliti, demikian kondisi kelas dan sekolah beserta materi pelajaran
telah dipahami dan diketahui penulis sebelumnya.
2. Waktu Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada awal tahun pelajaran 2020/2021, yaitu bulan Oktober sampai
dengan Desember 2020. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik
sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas.
3. Keadaan Siswa
Dalam
penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah semua siswa kelas III SD
Negeri Seda Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan. Jumlah keseluruhan adalah
29 siswa dengan komposisi 13 siswi perempuan dan 16 siswa laki-laki. Rata-rata
usia siswa-siswi adalah 8-9 tahun. Menurut Jean Peaget kemampuan perkembangan
intelektual pada usia tersebut adalah oprasional konkret dimana siswa sudah
mempunyai kemampuan konservasi, klasifikasi, seriasi dan konsep angka.
Tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data, sehingga teknik pengumpulan data dianggap paling penting dan
utama dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti
tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Observasi
Suharsimi Arikunto (2006: 156) menyatakan bahwa observasi
merupakan kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek. Observasi dilakukan
untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
IPA dengan menggunakan media Audio-visual berbasis Powerpoint. Observasi dilakukan dengan berpedoman pada lembar
observasi yang telah dibuat.
2.
Tes
Padmono (2002: 7) mendefinisikan bahwa tes adalah suatu
cara untuk mengadakan pengukuran berupa tugas atau serangkaian kegiatan yang
harus dilakukan subjek sehingga menghasilkan informasi tentang performan atau
penampilan perilaku tertentu yang dapat dibandingkan dengan skor standard atau
dengan kelompoknya. Tes yang digunakan pada penelitian ini berbentuk pilihan
ganda. Tes prestasi belajar diberikan di akhir siklus dengan tujuan untuk
mengukur sejauh mana prestasi siswa setelah pembelajaran menggunakan media
Audio-visual berbasis Powerpoint.
3.
Dokumentasi
Sugiyono (2008: 240) menyatakan bahwa dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang berarti catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan
gambar/foto pada saat proses pembelajaran. Foto tersebut untuk mengggambarkan
secara nyata aktivitas siswa dikelas selama proses pembelajaran dan juga
sebagai bukti autentik penelitian yang telah dilakukan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu
yang dipilih dan digunakan oleh peneliti untuk kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatannya tersebut lebih sistematis dan lebih mudah. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Lembar Observasi merupakan panduan peneliti dalam
mengadakan pengamatan pada saat proses pembelajaran IPA sedang berlangsung di
dalam kelas.
2.
Tes Prestasi Belajar yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes prestasi. Tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu. Tes dalam penelitian ini
menggunakan tes obyektif berupa soal pilihan ganda. Soal tes yang digunakan
terdiri dari tiga jenjang ranah kognitif, yaitu ingatan (C1), pemahaman (C2),
dan penerapan (C3).
3.
Kamera
Kamera adalah alat yang digunakan untuk memotret atau
mengambil gambar suatu benda dalam bentuk foto. Kamera dalam penelitian ini
digunakan untuk mendokumentasikan proses pembelajaran yang sedang berlangsung,
hasil yang didapatkan berupa gambar/foto.
E. Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik deskriptif kuantitatif. Secara rinci, teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Analisis data lembar observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung
pada setiap siklusnya. Untuk menganalisis data hasil observasi dilakukan dengan
menggunakan skala Guttman yaitu dengan menggunakan dua pilihan jawaban ya atau
tidak yang disertai
deskripsi singkat. Rentang
skornya adalah 0-1 (0 untuk jawaban tidak, 1 untuk jawaban
ya). Berikut kriteria lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2.
Analisis data tes hasil belajar
Tes prestasi siswa dilakukan pada akhir siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan media Audio-visual berbasis Powerpoint. Langkah pertama yang dilakukan adalah menghitung skor hasil tes, kemudian mencari rerata yaitu dengan rumus sebagai berikut:
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja
penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar dengan menggunakan media Audio-visual
berbasis Powerpoint pada pembelajaran
mata pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Seda adalah:
1. Siswa
a.
Tes: minimal 75% dari
seluruh siswa yang mengikuti proses pembelajaran telah mencapai taraf Kriteria
Ketuntasan Minimal yang sudah ditentukan yaitu nilai minimal ≥ 70.
b.
Obesrvasi: Keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar
2. Guru
a.
Dokumentasi: kehadiran
siswa
b.
Observasi: hasil
observasi
BAB
IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
1.
Kondisi Awal
Sebelum
melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan pengamatan
pra siklus di SD Negeri Seda Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan.
Pengamatan ini dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2020 selama satu pertemuan
(2x35 menit) pelajaran dengan dibantu oleh guru kolaborator. Dalam pengamatan
ini peneliti melakukan beberapa kegiatan yaitu mengamati kondisi atau keadaan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga peneliti dapat mengetahui keadaan
nyata yang terjadi dilapangan. Berdasarkan pengamatan terhadap keadaan siswa,
diperoleh hasil survei sebagai berikut, antara lain:
a.
Siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran IPA.
b.
Siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam jangka waktu yang
lama, apabila pembelajaran dilaksanakan dengan cara konvensional, yaitu dengan
metode ceramah.
c.
Siswa kelas III tergolong kelompok siswa yang aktif dan
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
siswa yang sering bertanya mengenai tema yang diterangkan guru.
d.
Jika metode ceramah terlalu sering digunakan maka pembelaran
akan kurang berhasil, karena pengembangan potensi siswa menjadi kurang maksimal
jika dilihat dari tipe belajar siswa.
e.
Rendahnya nilai IPA siswa kelas III khususnya pada
kompetensi dasar “memahami berbagai cara gerak benda, hubunganya dengan energi
dan sumber energi”.
Hasil
penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang
dilakukan. Sebelum sampai pada pemaparan setiap siklus akan di deskripsikan
hasil belajar siswa sebelum tindakan siklus dilakukan, seperti data dibawah
ini:
- Data Hasil Belajar
Data
hasil belajar siswa sebelum tindakan menggunakan tes formatif. Data frekuensi
nilai IPA siswa kelas III yang masih tergolong rendah ditunjukkan pada table
4.1.
Tabel 4. 1 Data
Nilai Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan
No. |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1. |
SD |
70 |
35 |
Tidak Tuntas |
2. |
AS |
70 |
70 |
Tuntas |
3. |
AH |
70 |
65 |
Tidak
Tuntas |
4. |
SNH |
70 |
65 |
Tidak Tuntas |
5. |
AF |
70 |
64 |
Tidak
Tuntas |
6. |
AM |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
7. |
AAF |
70 |
65 |
Tidak
Tuntas |
8. |
AS |
70 |
72 |
Tuntas |
9. |
AP |
70 |
75 |
Tuntas |
10 |
BC |
70 |
65 |
Tidak Tuntas |
11 |
HS |
70 |
50 |
Tidak
Tuntas |
12 |
DS |
70 |
75 |
Tuntas |
13 |
IS |
70 |
70 |
Tuntas |
14 |
PA |
70 |
75 |
Tuntas |
15 |
JA |
70 |
76 |
Tuntas |
16 |
JN |
70 |
70 |
Tuntas |
17 |
KNF |
70 |
77 |
Tuntas |
18 |
NP |
70 |
80 |
Tuntas |
19 |
PR |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
20 |
KR |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
21 |
SA |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
22 |
TA |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
23 |
RA |
70 |
68 |
Tidak Tuntas |
24 |
WS |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
25 |
YA |
70 |
75 |
Tuntas |
26 |
RAM |
70 |
35 |
Tidak Tuntas |
27 |
RAH |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
28 |
SNA |
70 |
45 |
Tidak Tuntas |
29 |
YAR |
70 |
35 |
Tidak Tuntas |
|
Nilai Tertinggi 80 |
|||
|
Nilai Terendah 35 |
|||
|
Rata- rata 62,24 |
Keterangan:
Tuntas = 10 Siswa; Tidak
Tuntas 19 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P =
P = 34,48
P = 34 (pembulatan)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata ulangan harian yang dicapai siswa pada tahap pra siklus mencapai 62,24. Siswa
yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 10 siswa (34%), sedangkan
siswa yang tidak tuntas belajar (dibawah KKM) 19 siswa (66%). Hasil
belajar pada tahap pra siklus secara klasikal belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 34% dari jumlah siswa secara klasikal yaitu 85% dari
jumlah seluruh siswa, jadi harus dilaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya
pada selang waktu yang telah ditentukan.
Dari
tabel 4.1 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
Gambar 4.1 Grafik Frekuensi Nilai Siswa Sebelum Tindakan
Oleh
karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Cara yang dipakai peneliti agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
yaitu dengan menerapkan media Audio-visual berbasis Powerpoint dalam kegiatan
pembelajaran di SD Negeri Seda Kecamatan Mandirancan Kabupaten Kuningan.
- Deskripsi Data Siklus I
Kegiatan
proses belajar mengajar pada siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin, 12
Okotber 2020. Adapun kegiatan pembelajarannya dilaksanakan di dalam ruang kelas
III dan di luar ruang kelas, dengan jumlah peserta 29 siswa. Proses
pembelajaran mengacu pada rencana pembelajaran yang telah
disiapkan dan menggunakan instrumen penelitian berupa lembar pengamatan guru
dan siswa. Berikut data dari hasil penelitian pada siklus pertama:
a.
Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil
belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1. |
SD |
70 |
45 |
Tidak Tuntas |
2. |
AS |
70 |
75 |
Tuntas |
3. |
AH |
70 |
74 |
Tuntas |
4. |
SNH |
70 |
74 |
Tuntas |
5. |
AF |
70 |
74 |
Tuntas |
6. |
AM |
70 |
74 |
Tuntas |
7. |
AAF |
70 |
74 |
Tuntas |
8. |
AS |
70 |
74 |
Tuntas |
9. |
AP |
70 |
75 |
Tuntas |
10 |
BC |
70 |
75 |
Tuntas |
11 |
HS |
70 |
74 |
Tuntas |
12 |
DS |
70 |
85 |
Tuntas |
13 |
IS |
70 |
75 |
Tuntas |
14 |
PA |
70 |
75 |
Tuntas |
15 |
JA |
70 |
85 |
Tuntas |
16 |
JN |
70 |
75 |
Tuntas |
17 |
KNF |
70 |
85 |
Tuntas |
18 |
NP |
70 |
90 |
Tuntas |
19 |
PR |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
20 |
KR |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
21 |
SA |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
22 |
TA |
70 |
74 |
Tidak Tuntas |
23 |
RA |
70 |
70 |
Tuntas |
24 |
WS |
70 |
74 |
Tuntas |
25 |
YA |
70 |
85 |
Tuntas |
26 |
RAM |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
27 |
RAH |
70 |
61 |
Tidak Tuntas |
28 |
SNA |
70 |
54 |
Tidak Tuntas |
29 |
YAR |
70 |
45 |
Tidak Tuntas |
|
Nilai Tertinggi 85 |
|||
|
Nilai Terendah 45 |
|||
|
Rata- rata 71,29 |
Keterangan:
Tuntas = 20 Siswa; Tidak
Tuntas 9 Siswa
Presentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P =
P = 68,97
P = 69 (pembulatan)
Dari
tabel 4.2 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
Gambar 4.2 Grafik Frekuensi Nilai Siswa Siklus I
Dari
datas tersebut menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada
Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai pra siklus. Nilai
rata-rata siswa pada Siklus I mencapai 71,29. Siswa yang
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 20 siswa (73%).
Sedangkan siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 9 siswa (27%).
Hasil belajar siswa pada Siklus I secara klasikal telah berhasil karena
siswa yang memperoleh nilai ≥ (nilai
KKM) telah mencapai 73% dari jumlah siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah
seluruh siswa, untuk
menguji sejauh mana hasil belajar siswa diperlukan penguatan pada siklus selanjutnya pada selang waktu yang telah ditentukan.
b. Hasil Observasi Guru
dan Siswa
Tabel 4.3 Lembar Pengamatan Guru Siklus I
No |
Aspek yang diamati |
Nilai |
|||
A |
B |
C |
D |
||
1. |
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam |
√ |
|
|
|
2. |
Guru mengajak siswa berdoa Bersama |
|
√ |
|
|
3. |
Guru memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi |
|
√ |
|
|
4. |
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari pada hari ini |
|
|
√ |
|
5. |
Guru melakukan apersepsi |
|
√ |
|
|
6. |
Guru memotivasi siswa untuk Belajar |
|
√ |
|
|
7. |
Tahap 1: Orientasi terhadap masalah Guru meminta siswa untuk membaca
ilustrasi tentang Sumber Energi melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret mengenai Sumber Energi |
|
√ |
|
|
8. |
Guru mengajak siswa melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah disediakan. |
|
√ |
|
|
9. |
Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan Guru membantu siswa dalam mengorganisasikan tugas belajar/
penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. |
|
√ |
|
|
10. |
Guru membagi siswa menjadi 4 Kelompok |
|
√ |
|
|
11. |
Guru mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok |
|
|
√ |
|
12. |
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada
dalam LKS siswa. |
|
|
√ |
|
13. |
Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan Guru membimbing pengamatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah |
|
|
√ |
|
14. |
Siswa diarahkan untuk membaca buku
paket tematik untuk mencari informasi terkait permasalahan/ penjelasan solusi. |
|
√ |
|
|
15. |
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru mengarahkan siswa berdiskusi
untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKS |
|
√ |
|
|
16. |
Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap
kelompok |
|
√ |
|
|
17. |
Guru memberikan reward kepada siswa
yang berani mempresentasikan hasil diskusi Kelompokya |
|
√ |
|
|
18. |
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah Guru meminta siswa untuk melakukan
refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka lalui |
|
√ |
|
|
19. |
Guru memberikan kesempatan pada
siswa untuk menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. |
|
√ |
|
|
20. |
Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan pembelajaran pada hari ini |
|
|
√ |
|
21. |
Guru memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh
siswa |
|
|
√ |
|
22. |
Guru melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung |
|
|
√ |
|
23. |
Guru menginformasikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya |
|
√ |
|
|
24. |
Guru memberikan soal evalusi
pada Siswa |
|
√ |
|
|
25. |
Guru menutup
pembelajaran hari ini dengan membaca doa penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan salam |
√ |
|
|
|
Jumlah |
8 |
48 |
14 |
0 |
|
Total |
70 |
||||
Kategori |
Baik |
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 (Muakhidah, 2018: 137)
Berdasrkan hasil pengamatan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui penerapan media pembelajaran Media Audio-Visual Berbasis Powerpoint pada Siklus I mendapatkan total skor 70 dengan kategori
baik. Ada beberapa
aspek yang harus ditingkatkan lagi yaitu: (1) Guru kurang
menjelaskan tujuan dan materi yang akan dipelajari (2) Guru
kurang mengondisikan siswa saat
pembagian LKS. (3) Guru kurang mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi secara
berkelompok (4) Guru kurang membimbing pengamatan yang dilakukan
siswa dalam kelompok
untuk menemukan pemecahan masalah (5) Guru kurang membimbing siswa untuk menyimpulkan butir- butir penting
pembelajaran hari ini (6) Guru kurang
memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang
disampaikan oleh siswa (7) Guru kurang melakukan refleksi dari
pembelajaran yang telah berlangsung.
Tabel 4.4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I
No. |
Nama Siswa |
Aspek
yang Diamati |
||||||||
Pengetahuan |
Keaktifan |
Kerjasama |
||||||||
B |
C |
K |
B |
C |
K |
B |
C |
K |
||
1. |
SD |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
2. |
AS |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
3. |
AH |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
4. |
SNH |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
5. |
AF |
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
6. |
AM |
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
|
7. |
AAF |
|
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
8. |
AS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
9. |
AP |
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
10. |
BC |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
11. |
HS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
12. |
DS |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
13. |
IS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
14. |
PA |
|
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
15. |
JA |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
|
√ |
16. |
JN |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
17. |
KNF |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
18. |
NP |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
|
√ |
19. |
PR |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
20. |
KR |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
21. |
SA |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
22. |
TA |
|
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
23 |
RA |
√ |
|
|
|
√ |
|
|
|
√ |
24 |
WS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
25 |
YA |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
26 |
RAM |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
17 |
RAH |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
|
√ |
28 |
SNA |
|
|
√ |
|
|
|
|
|
√ |
29 |
YAR |
|
|
√ |
√ |
|
√ |
√ |
|
√ |
Jumlah |
4 |
17 |
8 |
3 |
17 |
9 |
3 |
18 |
8 |
Keterangan:
B = Baik
C
= Cukup
K
= Kurang
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 4.4
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran IPA melalui media pembelajaran Media Audio-Visual Berbasis Powerpoint pada Siklus I cukup
baik. Siswa mampu mampu menjawab
pertanyaan sesuai dengan
pengetahuan yang mereka
miliki, meskipun masih ada beberapa siswa yang belum menjawab sesuai
pengetahuan. Dari aspek keaktifan dalam Siklus I ini masih kurang di bandingkan
dengan kedua aspek lainnya. Masih banyak siswa yang belum bekerja
secara aktif dalam diskusi kelompok, hanya beberapa siswa yang
terlihat menonjol. Dari aspek kerjasama dalam Siklus I ini, para siswa terlihat
dapat bekerjasama dengan kelompokknya dengan baik, meskipun masih ada beberapa
siswa yang kurang bekerjasama dengan kelompok.
Adapun
keberhasilan dan kegagalan yang terjadi pada siklus pertama adalah sebagai
berikut:
1) Siswa yang melakukan kegiatan sesuai
dengan yang diperintahkan guru hanya siswa-siswa yang aktif saja, hal ini
ditunjukan dengan perolehan skor minat siswa dalam kategori cukup.
2) Aktivitas siswa dalam hal perhatian
dan partisipasi memperoleh skor dalam kategori baik.
3) Nilai rata-rata kelas sudah
menunjukkan perubahan yang signifikan yaitu 71,29%, dan siswa yang sudah
mencapai KKM sebanyak 16 siswa atau 55%.
4) Aktifitas guru masih perlu
ditingkatkan dalam hal menyimpulkan tema pembelajaran, menjelaskan media
Audio-visual berbasis Powerpoint, menentukan nilai individu dan kelompok, dan
kemampuan melakukan evaluasi.
Untuk
memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai pada
siklus pertama, maka pada pelaksanaan siklus kedua dapat dibuat perencanaan
sebegai berikut:
a) Memberikan motivasi kepada siswa
agar meningkatkan minat belajar dari kategori cukup menjadi lebih baik lagi.
b) Lebih intensif membimbing kelompok
yang mengalami kesulitan agar minat, perhatian, dan partisipasi siswa lebih
meningkat.
c) Memperbaiki dan meningkatkan
aktifitas guru yang masih memperoleh skor kurang dan cukup menjadi lebih baik.
4. Deskripsi Data Siklus II
Siklus
kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Oktober 2020. Adapun kegiatan
pembelajarannya dilaksanakan di dalam ruang kelas dan di luar ruang kelas
dengan jumlah peserta 29 siswa. Proses pembelajaran mengacu pada rencana
pembelajaran yang telah disiapkan dan menggunakan intrumen penelitian berupa
lembar pengamatan guru dan siswa. Berikut data dari hasil penelitian pada
siklus kedua:
a.
Hasil Belajar Siswa
Nilai hasil
belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.5
Data Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. |
Nama Siswa |
KKM |
Nilai |
Keterangan |
1. |
SD |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
2. |
AS |
70 |
86 |
Tuntas |
3. |
AH |
70 |
80 |
Tuntas |
4. |
SNH |
70 |
79 |
Tuntas |
5. |
AF |
70 |
80 |
Tuntas |
6. |
AM |
70 |
80 |
Tuntas |
7. |
AAF |
70 |
80 |
Tuntas |
8. |
AS |
70 |
80 |
Tuntas |
9. |
AP |
70 |
85 |
Tuntas |
10 |
BC |
70 |
84 |
Tuntas |
11 |
HS |
70 |
80 |
Tuntas |
12 |
DS |
70 |
95 |
Tuntas |
13 |
IS |
70 |
88 |
Tuntas |
14 |
PA |
70 |
82 |
Tuntas |
15 |
JA |
70 |
95 |
Tuntas |
16 |
JN |
70 |
82 |
Tuntas |
17 |
KNF |
70 |
95 |
Tuntas |
18 |
NP |
70 |
95 |
Tuntas |
19 |
PR |
70 |
65 |
Tidak Tuntas |
20 |
KR |
70 |
70 |
Tuntas |
21 |
SA |
70 |
70 |
Tuntas |
22 |
TA |
70 |
85 |
Tuntas |
23 |
RA |
70 |
74 |
Tuntas |
24 |
WS |
70 |
80 |
Tuntas |
25 |
YA |
70 |
98 |
Tuntas |
26 |
RAM |
70 |
65 |
Tidak Tuntas |
27 |
RAH |
70 |
74 |
Tuntas |
28 |
SNA |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
29 |
YAR |
70 |
64 |
Tidak Tuntas |
|
Nilai Tertinggi 98 |
|||
|
Nilai Terendah 64 |
|||
|
Rata- rata 79,96 |
Keterangan:
Tuntas = 25 Siswa; Tidak Tuntas 4
Siswa
Presentase
ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P =
P =
P = 86,21
P
= 86 (pembulatan)
Dari
tabel 4.5 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
Gambar 4.3 Grafik Nilai Siswa Siklus II
Dari
data diatas menunjukkan bahwa nilai tes evalusi pada
Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai Siklus I. Nilai
rata-rata siswa pada Siklus II mencapai 79,96. Siswa yang
sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 25 siswa (86%). Sedangkan
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebanayak 4 siswa (14%).
Dengan
demikian hasil belajar siswa pada Siklus II secara
klasikal berhasil karena siswa yang memperoleh nilai ≥ (nilai KKM) telah mencapai 86% dari jumlah
siswa secara klasikal yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa.
b.
Hasil Pengamatan terhadap Guru dan Siswa
Hasil pengamatan terhadap guru yang dilakukan pada kegiatan
pembelajaran siklus kedua ditunjukkan oleh tabel 4.6. Hasil observasi aktivitas
guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua mendapatkan perolehan
skor 94.
Tabel 4.6 Lembar
Pengamatan Guru Siklus II
No |
Aspek yang diamati |
Nilai |
|||
A |
B |
C |
D |
||
1. |
Guru
membuka pelajaran dengan mengucap salam |
√ |
|
|
|
2. |
Guru mengajak siswa berdoa bersama |
√ |
|
|
|
3. |
Guru
memerikasa kehadiran siswa dengan melakukan absensi |
√ |
|
|
|
4. |
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari
pada hari ini |
√ |
|
|
|
5. |
Guru melakukan apersepsi |
|
√ |
|
|
6. |
Guru memotivasi
siswa untuk belaja |
√ |
|
|
|
7. |
Tahap 1: Orientasi terhadap masalah Guru meminta siswa untuk
membaca ilustrasi tentang gaya magnet melalui teks bacaan yang telah
disediakan agar siswa memperoleh gambaran konkret mengenai
Sumber
Energi |
√ |
|
|
|
8. |
Guru mengajak siswa
melakukan percobaan dengan alat peraga yang telah
disediakan. |
√ |
|
|
|
9. |
Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk penyelidikan Guru membantu siswa dalam
mengorganisasikan tugas belajar/ penyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan. |
√ |
|
|
|
10. |
Guru
membagi siswa menjadi 4 Kelompok |
√ |
|
|
|
11. |
Guru
mebagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada masing- masing kelompok |
|
√ |
|
|
12. |
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi secara berkelompok sesuai dengan permasalahan yang ada
dalam LKS siswa. |
√ |
|
|
|
13. |
Tahap 3: Pelaksanaan penyelidikan Guru membimbing pengamatan yang
dilakukan siswa dalam kelompok untuk menemukan pemecahan masalah |
√ |
|
|
|
14. |
Siswa diarahkan untuk
membaca buku paket tematik untuk mencari informasi terkait
permasalahan/ penjelasan solusi. |
√ |
|
|
|
15. |
Tahap 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru
mengarahkan siswa berdiskusi untuk menyelesaikan permasalahan yang
terdapat dalam LKS |
|
√ |
|
|
16. |
Guru
meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi setiap kelompok |
√ |
|
|
|
17. |
Guru memberikan reward kepada siswa
yang berani mempresentasikan hasil diskusi kelompokya |
√ |
|
|
|
18. |
Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah Guru meminta
siswa untuk melakukan refleksi/evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka Lalui |
√ |
|
|
|
19. |
Guru memberikan kesempatan
pada siswa untuk menanyakan hal- hal yang kurang dimengerti mengenai penyeledikan yang telah dilakukan. |
√ |
|
|
|
20. |
Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran pada hari Ini |
|
√ |
|
|
21. |
Guru
memberikan penguatan terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh siswa |
√ |
|
|
|
22. |
Guru
melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah berlangsung |
|
√ |
|
|
23. |
Guru menginformasikan
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya |
√ |
|
|
|
24. |
Guru
memberikan soal evalusi pada Siswa |
|
√ |
|
|
25. |
Guru menutup pembelajaran
hari ini dengan membaca doa penutup majelis dan diakhiri dengan mengucap kan Salam |
√ |
|
|
|
Jumlah |
76 |
18 |
0 |
0 |
|
Total |
94 |
||||
Kategori |
Sangat Baik |
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 (cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila
memperoleh skor 0-25 ( Muakhidah, 2018: 137)
Pada
siklus kedua, data siswa diperoleh dengan menggunakan lembar observasi pada
siswa dan tes formatif. Hasil pengamatan aktivitas siswa pada siklus kedua
ditunjukkan pada tabel 4.7. Dari hasil pengamatan itu menunjukkan minat siswa
dalam kategori sangat baik, perhatian siswa dalam kategori sangat baik, dan
partisipasi siswa dalam kategori sangat baik.
No. |
Nama Siswa |
Aspek
yang Diamati |
||||||||
Pengetahuan |
Keaktifan |
Kerjasama |
||||||||
B |
C |
K |
B |
C |
K |
B |
C |
K |
||
1. |
SD |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
2. |
AS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
3. |
AH |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
4. |
SNH |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
√ |
|
5. |
AF |
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
6. |
AM |
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
7. |
AAF |
√ |
|
|
|
√ |
|
|
√ |
|
8. |
AS |
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
9. |
AP |
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
|
10. |
BC |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
11. |
HS |
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
12. |
DS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
13. |
IS |
√ |
|
|
√ |
|
|
|
√ |
|
14. |
PA |
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
15. |
JA |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
16. |
JN |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
17. |
KNF |
|
√ |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
18. |
NP |
√ |
|
|
|
√ |
|
|
√ |
|
19. |
PR |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
20. |
KR |
√ |
|
|
|
√ |
|
√ |
|
|
21. |
SA |
|
|
√ |
|
√ |
|
|
√ |
|
22. |
TA |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
23. |
RA |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
24. |
WS |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
25. |
YA |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
26. |
RAM |
√ |
|
|
√ |
|
|
|
√ |
|
27. |
RAH |
|
√ |
|
|
√ |
|
|
√ |
|
28. |
SNA |
√ |
|
|
|
√ |
|
|
√ |
|
29. |
YAR |
|
|
√ |
√ |
|
|
|
√ |
|
Jumlah |
9 |
17 |
3 |
6 |
23 |
0 |
8 |
21 |
0 |
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa pada Siklus II
c. Refleksi (reflecting)
Adapun
refleksi dari hasil kegiatan PMB Silkus kedua adalah:
1) Siswa mampu membangun kerjasama
dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu
berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakanya.
2) Siswa terlihat lebih semangat dalam
belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa
yang mengalami peningkatan baik minat, perhatian, maupun partisipasi siswa.
3) Hasil belajar siswa melalui tes
formatif juga mengalami peningkatan yaitu dari rata-rata 71,29% pada siklus
pertama menjadi 79,96% pada siklus kedua.
4) Aktifitas guru dalam menyimpulkan tema,
menentukan nilai individu dan kelompok, dan kemampuan melakukan evaluasi perlu
ditingkatkan kembali.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan
hasil pengamatan dan analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Selain aktivitas juga
diperoleh peningkatan nilai hasil belajar Materi Sumber Energi dalam mata
pelajaran IPA siswa kelas III SD Negeri Seda.
Adanya
peningkatan aktivitas siswa menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media
Audio-visual berbasis Powerpoint
telah berhasil. Pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual berbasis
Powerpoint memiliki banyak teknik, salah satunya yaitu dengan meningkatkan
partisipasi individu dalam pembelajaran. Partisipasi individu ini akan membuat
siswa merasa penting dan berguna dalam setiap kegiatan pembelajaran. Siswa akan
tersugesti untuk terus semangat dalam belajar, dan memiliki anggapan bahwa belajar
itu menyenangkan.
Proses
pengamatan selama kegiatan penelitian, diperoleh data bahwa kegiatan siswa
dalam pembelajaran tergolong aktif. Sebelum diadakan tindakan, kegiatan siswa
hanya seputar mendengarkan penjelasan guru yang diselingi menulis dan membaca
melalui perintah guru. Setelah diadakan tindakan, kegiatan siswa mengalami
perubahan yaitu didominasi dengan kegiatan menulis, berinteraksi dengan teman,
anak merasa lebih nyaman, dan berperan aktif dalam pembelajaran. Semua kegiatan
tersebut merupakan indikator keberhasilan dalam pembelajaran dengan menggunakan
media Audio-visual berbasis Powerpoint.
Peningkatan
hasil belajar Materi Sumber Energi dalam mata pelajaran IPA dapat dilihat
dengan adanya peningkatan persentase siswa memperoleh nilai mencapai KKM atau
lebih seperti yang telah tercantum dalam data frekuensi
nilai hasil belajar siswa kelas III dari mulai sebelum tindakan, setelah
tindakan siklus pertama, siklus kedua, dan siklus ketiga. Secara lebih rinci
perkembangan hasil belajar IPA Materi Sumber Energi siswa kelas III SD Negeri Seda
dalam penelitian dapat dilihat pada rincian tabel beberapa siklus sebagai
berikut:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil belajar
Siswa Per Siklus
No. |
Nama Siswa |
Pra
Siklus |
Siklus
I |
Siklus
II |
1 |
SD |
35 |
45 |
64 |
2 |
AS |
70 |
75 |
86 |
3 |
AH |
65 |
74 |
80 |
4 |
SNH |
65 |
74 |
79 |
5 |
AF |
64 |
74 |
80 |
6 |
AM |
64 |
74 |
80 |
7 |
AAF |
65 |
74 |
80 |
8 |
AS |
72 |
74 |
80 |
9 |
AP |
75 |
75 |
85 |
10 |
BC |
65 |
75 |
84 |
11 |
HS |
50 |
74 |
80 |
12 |
DS |
75 |
85 |
95 |
13 |
IS |
70 |
75 |
88 |
14 |
PA |
75 |
75 |
82 |
15 |
JA |
76 |
85 |
95 |
16 |
JN |
70 |
75 |
82 |
17 |
KNF |
77 |
85 |
95 |
18 |
NP |
80 |
90 |
95 |
19 |
PR |
54 |
64 |
65 |
20 |
KR |
54 |
64 |
70 |
21 |
SA |
54 |
64 |
70 |
22 |
TA |
64 |
74 |
85 |
23 |
RA |
68 |
70 |
74 |
24 |
WS |
54 |
74 |
80 |
25 |
YA |
75 |
85 |
98 |
26 |
RAM |
35 |
54 |
65 |
27 |
RAH |
54 |
61 |
74 |
28 |
SNA |
45 |
54 |
64 |
29 |
YAR |
35 |
45 |
64 |
Jumlah |
1805 |
2067 |
2319 |
|
Rata- rata |
62.24 |
71.29 |
79.96 |
(Sumber: Data Primer)
Dari
tabel 4.8 tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagi berikut:
Gambar 4.4 Rekapitulasi Hasil
belajar Siswa Per Siklus
Berdasarkan
hasil pengamatan dalam pelaksanaan siklus pertama diperoleh data nilai hasil
belajar siswa yang telah disusun dalam bentuk frekuensi. Hasil penelitian ini
dituangkan dalam bentuk tabel yang berisikan nilai tertinggi, nilai terendah,
siswa yang telah mencapai nilai KKM, siswa yang belum mencapai nilai KKM dan
persentase. Adapun tabel hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Terendah |
45 |
2 |
Nilai Tertinggi |
90 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
71, 29 |
4 |
Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) |
70 |
5 |
Jumlah Siswa yang Mencapai
Nilai KKM |
16 |
6 |
Jumlah Siswa yang
Mendapat Nilai di Bawah KKM |
13 |
Persentase Siswa yang
Mencapai KKM |
55% |
Data
menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 16 siswa yaitu 55%
sedangkan siswa yang masih mencapai hasil dibawah KKM adalah 13 siswa dengan
persentase 38%. Hasil belajar siswa dalam PMB siklus pertama ini telah
mengalami peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian yang dapat dilihat
dari perolehan nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata kelas, jumlah siswa
yang masih di bawah KKM dan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM.
Sedangkan
berdasarkan hasil pengamatan dalam pelaksanaan siklus kedua diperoleh data
nilai hasil belajar siswa yang telah disusun dalam bentuk frekuensi. Hasil
penelitian ini dituangkan dalam bentuk tabel yang berisikan nilai tertinggi,
nilai terendah, siswa yang telah mencapai nilai KKM, siswa yang belum mencapai
nilai KKM dan persentase. Adapun tabel hasil penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. 10 Rata-Rata Nilai Hasil
Belajar Siswa Siklus Kedua
No |
Keterangan |
Tes Awal |
1 |
Nilai Terendah |
64 |
2 |
Nilai Tertinggi |
98 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
79,96 |
4 |
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) |
70 |
5 |
Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai
KKM |
25 |
6 |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai
di Bawah KKM |
4 |
7 |
Persentase Siswa yang Mencapai KKM |
86% |
Data
menunjukkan bahwa siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 25 siswa yaitu 86%
sedangkan siswa yang masih mencapai hasil dibawah KKM adalah 4 siswa dengan
persentase 14%. Hasil belajar siswa dalam PMB siklus kedua ini telah mengalami
peningkatan dari kondisi awal sebelum penelitian dan siklus pertama yang dapat
dilihat dari perolehan nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata kelas, jumlah
siswa yang masih di bawah KKM dan jumlah siswa yang telah memenuhi KKM.
Tabel 4.11
Rekapitulasi Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
No |
Keterangan |
Sebelum Tindakan |
Siklus I |
Siklus II |
1 |
Nilai Terendah |
35 |
45 |
55 |
2 |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
98 |
3 |
Rata-rata Nilai |
62,25 |
71,29 |
79,96 |
4 |
Siswa yang Mencapai KKM |
10 |
16 |
25 |
5 |
Persentase |
34% |
55% |
86% |
Data
diatas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan perolehan skor
terendah yang semula 35 menjadi 60, dan perolehan nilai tertinggi yang semula
80 menjadi 98.
Selain
itu peningkatan juga dapat dilihat dengan banyaknya siswa yang mencapai nilai
sesuai KKM yaitu yang semula sebelum dilaksanakan tindakan sebanyak 10 siswa dan
setelah dilaksanakan tindakan siklus satu meningkat menjadi 16 siswa, kemudian
meningkat menjadi 25 siswa pada siklus kedua, yang mencapai nilai sesuai KKM.
Berdasarkan
tabel 4.11 dapat dibuat grafik nilai rata-rata siswa sebelum tindakan, siklus
pertama dan siklus kedua.
Gambar 4.5 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
30 |
|
|
|
|
25 |
|
26 |
|
||
|
|
|
|
|
|
|||||
25 |
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
||||
20 |
16 |
13 |
|
|
|
|
|
|||
15 |
10 |
|
|
4 |
|
|
||||
10 |
|
|
|
|
3 |
|
||||
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
0 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sebelum |
Siklus I |
|
Siklus II |
Siklus III |
|
|||||
|
|
|
||||||||
|
Tindakan |
|
|
|
|
|
|
|||
|
|
|
Siswa yang Mencapai KKM |
|
|
Siswa dibawah KKM |
|
|||
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Berdasarkan keseluruhan tindakan
siklus yang telah dilaksanakan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan media Audio-visual berbasis Powerpoint
dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi Sumber Energi. Hal tersebut dapat
dilihat dari hasil peningkatan nilai hasil belajar yang terjadi pada setiap siklus, selain itu keberhasilan juga dapat dilihat
bersadarkan data pengamatan aktifitas siswa yang menunjukkan peningkatan
pencapaian skor setiap siklusnya. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual berbasis Powerpoint dapat meningkatkan hasil belajar IPA Materi
Sumber Energi pada siswa kelas III SD Negeri Seda.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
analisis data yang diperoleh selama dalam penelitian ini yang mencakup hasil
dari pra siklus, siklus pertama dan siklus kedua diperoleh hasil bahwa
pembelajaran dengan menggunakan media Audio-visual berbasis Powerpoint
ini dapat meningkatkan hasil belajar Tema 6 Sub Tema 1 Pembelajaran 1 materi
Sumber Energi pada siswa kelas III SD Negeri Seda. Hasil belajar meningkat
secara signifikan yaitu 17,71%. Hal ini terbukti nilai rata-rata kelas pada pra
siklus 62,25 (34%) dengan 10 siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 71,29 (55%)
dengan 16 siswa yang mencapai KKM pada siklus pertama meningkat menjadi 79,96
(86%) dengan 25 siswa yang mencapai KKM pada siklus kedua.
B. Saran- Saran
Berdasarkan
hasil penelitian ini, akan disampaikan beberapa saran-saran yang diharapkan
dapat menjadi landasan untuk melakukan berbagai tindakan perbaikan dalam
kegiatan proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan
lebih semangat dalam belajar khususnya pada muatan IPA agar dapat memperoleh
hasil belajar yang maksimal dengan terus meningkatkan motivasi dari dalam diri
sendiri dan menganggap semua pembelajaran itu mudah bila dilakukan dengan
sungguh-sungguh.
2. Bagi Guru
Seorang guru
diharapkan mampu mengelola kegiatan pembelajaran sedemikian rupa agar apa yang
menjadi tujuan dari pada pembelajaran itu dapat tercapai dengan maksimal. Salah
satu usaha untuk mewujudkan tujuan pembelajaran adalah ketepatan dalam
menggunakan model, metode, strategi ataupun pendekatan yang sesuai. Sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi sarana bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan,
mengasah kemampuan dan pemenuh rasa ingin tahu siswa akan suatu hal yang sudah
diketahui maupun yang belum diketahui.
3. Bagi Sekolah
Bagi pihak
sekolah atau penyelenggara pendidikan seperti kepala sekolah serta jajaran
komite yang juga ikut berkecimpung dalam penyelenggaraan tersebut hendaknya
mampu memenuhi apa yang menjadi tanggung jawab dari masing- masing pihak yaitu
dengan menyalurkan ide atau gagasan yang dapat membantu mendukung tercapainya
tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.
Abtokhi,
Ahmad. 2008. SAINS Untuk PGMI/PGSD.
Malang: UIN Malang.
Ahmadi,
Abu. 1991. Teknik Belajar yang Efektif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin,
Mulyati dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
dan Lingkunganku. Jakarta:
PT Setia
Purna Invers.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Anas Sudijono.
(2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafika Persada.
Aqib, Z. (2002). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.
Surabaya: Insan Cendekia.
Ashar
Arsyad. (2003). Media Pembelajaran.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Alamul
Huda. (2007). Panduan Praktis Microsoft
Powerpoint 2007. Surabaya: Penerbit Indah
Baharuddin,
Esa Nur Wahyuni, 2008. Teori Belajar
& Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen
Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Abtokhi,
Ahmad. 2008. SAINS Untuk PGMI/PGSD.
Malang: UIN Malang.
Ahmadi,
Abu. 1991. Teknik Belajar yang Efektif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arifin,
Mulyati dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
dan Lingkunganku. Jakarta:
PT Setia
Purna Invers.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Anas Sudijono.
(2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:
PT. Raja Grafika Persada.
Aqib, Z. (2002). Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran.
Surabaya: Insan Cendekia.
Ashar
Arsyad. (2003). Media Pembelajaran.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Alamul
Huda. (2007). Panduan Praktis Microsoft
Powerpoint 2007. Surabaya: Penerbit Indah
Baharuddin,
Esa Nur Wahyuni, 2008. Teori Belajar
& Pembelajaran.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Departemen
Agama. 2004. Standar Kompetensi Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gredler, Margaret E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Hadiat. 1996. Alam
Sekitar Kita1:Ilmu Pengetahuan Alam untuk Sekolah Dasar Kelas 3. Jakarta: Balai Pustaka
Hamri, S. 2007. Jendela
IPA 3A Lingkungan dan Alam Sekitar SD/ MI. Solo: Tiga Serangkai.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogjakarta.
Haryono.
2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan
Mengasyikan: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel Press.
Huda,
Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran
Dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ilyasih
Riyana. (2008). Pemanfaatan OHP dan
Presentasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Cipta Agung.
Isroi. (2008). Presentasi Efektif dengan Ms Powerpoint. Diambil dari http://isroi.com/2008/04/03/presentasi-efektif-dengan-ms-power-point/, pada tanggal 18 Oktober 2020.
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas
Sebagai Pengembangan Profesi Guru.
Jakarta: Rajawali Press.
Priyono
dkk. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam 3.
Surakarta: Mentari
Pudjanarsa,
Astu, Nursuhud Djati. 2006. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: ANDI.
Poerwadarminto, WJS. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 2001. Belajar
dan Faktor-faktor dalam Pembelajaran. Bandung : Press Media.
Sriyanti,
Lilik dkk. 2009. Teori-teori Belajar.
Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Widiatmoko, Irwan. 2008. Super Great Memory. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
(2006). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
(2009). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
0 komentar:
Posting Komentar